Tugas GWA01
1. Narasikan "Senja di Pantai" disimpan dalam file word berjudul Senja.
2. Deskripsikan "[Nama] Sedang Jatuh Cinta" disimpan dalam file word berjudul Cinta.
Dan inilah tugas GWA01 saya. Aneh sih menurut saya. Namanya juga baru belajar
1. Narasikan "Senja di Pantai" disimpan dalam file word berjudul Senja.
2. Deskripsikan "[Nama] Sedang Jatuh Cinta" disimpan dalam file word berjudul Cinta.
Dan inilah tugas GWA01 saya. Aneh sih menurut saya. Namanya juga baru belajar
Senja di Pantai
Entah sudah berapa lama Dirga tidak mengunjungi tempat ini. Mungkin sudah bertahun-tahun sejak terakhir kali dia menikmati keindahan senja di pantai ini bersama gadis yang seharusnya kini telah menjadi ibu dari anak-anaknya kelak.
flickr.com |
Dan kini dia kembali ke sini. Ke kota tempatnya tumbuh dan berkembang. Kota yang telah ditinggalkannya bertahun-tahun yang lalu hanya karena patah hati. Kota yang telah memberinya berjuta kenangan. Dan salah satunya adalah pantai ini. Pantai Sluke. Pantai yang masih tetap sama seperti dulu saat dia memutuskan untuk meninggalkan kota ini. Senja yang masih sama seperti dulu, saat gadis itu meninggalkannya. Senja yang merah menggoda.
Senja di Pantai Sluke memang sangat menggoda. Dengan garis pantai yang luas, Dirga sangat puas menikmati sunset yang berwarna merah kekuningan. Di sepanjang pantai, banyak terdapat pepohonan kelapa yang meliuk-liuk tertiup angin. Ada pula penjual penjual kelapa muda yang siap menghilangkan dahaganya. Suasana pantai yang sepi karena masih jarang pengunjung juga menjadi daya tarik sendiri baginya. Seolah tidak ada penghalang baginya untuk menikmati sunset di pantai ini dan mengenang semua kenangan tentang gadis itu.
Dirga pun bangkit dari duduknya dan menyiapkan kamera DLSR-nya untuk mengabadikan sunset yang indah di pantai ini. Tiba-tiba saja lensa kameranya menangkap sesosok bayangan yang berdiri tidak jauh darinya. Tanpa Dirga sadari, dia menurunkan kameranya perlahan untuk melihat langsung sosok itu. Manik hitam kecoklatan milik Dirga mendapati sosok seorang gadis melangkah perlahan menapaki butiran-butiran pasir putih tanpa alas kaki. Surai hitam bergelombangnya tertiup angin sepoi di tepi pantai itu. Matanya nanar menatap jauh ke tengah laut. Dan tiba-tiba saja manik kecoklatan milik gadis itu berair dan tak terbendung lagi. Perlahan cairan bening di pelupuk matanya menetes membasahi pipinya.
Ada sebersit rindu yang tersingkap saat Dirga menatap gadis itu. Memori tentang gadis yang pernah meninggalkanya kembali memhampirinya. Tapi, tentu saja gadis yang sedang berdiri tidak jauh darinya bukanlah gadis yang sama.
Entah kenapa hati Dirga turut sakit saat melihat gadis itu berurai air mata. Padahal Dirga baru menganalnya —, oh tidak, bahkan Dirga belum mengenal gadis itu. Tapi kenapa Dirga merasa turut merasakan kepedihan hati gadis itu? Entahlah. Mungkin ini yang disebut takdir. Mungkin Dirga dipertemukan dengan gadis itu untuk menghapus kesedihannya. Dirga pun tersenyum simpul lantas menghampiri gadis itu. Siapa tahu, mungkin gadis itulah tulang rusuk Dirga yang hilang.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Leave your comments here